Perspektif dalam Psikologi Modern

Perspektif dalam Psikologi Modern
Perspektif dalam Psikologi Modern

Ada banyak cara berpikir yang berbeda tentang perilaku manusia. Psikolog memanfaatkan berbagai perspektif ketika mempelajari bagaimana orang berpikir, merasa, dan berperilaku. Beberapa peneliti fokus pada satu aliran pemikiran tertentu, seperti perspektif biologis, sementara yang lain mengambil pendekatan yang lebih eklektik yang menggabungkan beberapa sudut pandang. Tidak ada perspektif tunggal yang "lebih baik" daripada yang lain; masing-masing hanya menekankan berbagai aspek perilaku manusia.

Perspektif Utama dalam Psikologi Modern

Tahun-tahun awal psikologi ditandai dengan dominasi suksesi berbagai aliran pemikiran. Jika Anda pernah mengambil kursus psikologi di sekolah, Anda mungkin ingat belajar tentang sekolah-sekolah yang berbeda ini termasuk strukturalisme, fungsionalisme, psikoanalisis, behaviorisme, dan humanisme. Ketika psikologi telah berkembang, begitu juga jumlah dan ragam topik yang para psikolog selidiki. Sejak awal 1960-an, bidang psikologi telah berkembang dan terus berkembang dengan pesat, dan begitu juga kedalaman dan luasnya subjek yang dipelajari oleh psikolog.

Hari ini, beberapa psikolog mengidentifikasi pandangan mereka menurut suatu aliran pemikiran tertentu. Meskipun Anda mungkin masih menemukan beberapa ahli tingkah laku atau psikoanalis murni, mayoritas psikolog malah mengkategorikan pekerjaan mereka sesuai dengan bidang dan perspektif khusus mereka.

Pendekatan Berbeda ke Topik yang Sama

Setiap topik dalam psikologi dapat dilihat dalam berbagai cara. Misalnya, mari kita pertimbangkan subjek agresi. Seseorang yang menekankan perspektif biologis akan melihat bagaimana otak dan sistem saraf berdampak pada perilaku agresif. Seorang profesional yang menekankan perspektif perilaku akan melihat bagaimana variabel lingkungan memperkuat tindakan agresif. Psikolog lain yang menggunakan pendekatan lintas budaya mungkin mempertimbangkan pengaruh budaya dan sosial terhadap perilaku agresif atau kekerasan.

Berikut adalah tujuh perspektif utama dalam psikologi modern.

1. Perspektif Psikodinamik

Perspektif psikodinamik berasal dari karya Sigmund Freud. Pandangan psikologi dan perilaku manusia ini menekankan peran pikiran bawah sadar, pengalaman masa kanak-kanak, dan hubungan interpersonal untuk menjelaskan perilaku manusia dan memperlakukan orang yang menderita penyakit mental.

Psikoanalisis menjadi salah satu kekuatan utama paling awal dalam psikologi berkat karya dan pengaruh Freud. Freud memahami pikiran sebagai tersusun dari tiga elemen kunci: id, ego, dan superego. Id adalah bagian dari jiwa yang mencakup semua keinginan primal dan tidak sadar. Ego adalah aspek dari jiwa yang harus berurusan dengan tuntutan dunia nyata. Superego adalah bagian terakhir dari jiwa untuk berkembang dan ditugasi mengelola semua moral, standar, dan cita-cita kita yang terinternalisasi.

2. Perspektif Perilaku

Psikologi perilaku adalah perspektif yang berfokus pada perilaku yang dipelajari. Behaviorisme berbeda dari banyak perspektif lain karena alih-alih menekankan keadaan internal, ia hanya berfokus pada perilaku yang dapat diamati.

Sementara aliran pemikiran ini mendominasi psikologi pada awal abad ke-20, ia mulai kehilangan pegangannya selama tahun 1950-an. Saat ini, perspektif perilaku masih berkaitan dengan bagaimana perilaku dipelajari dan diperkuat. Prinsip-prinsip perilaku sering diterapkan dalam pengaturan kesehatan mental, di mana terapis dan konselor menggunakan teknik-teknik ini untuk menjelaskan dan mengobati berbagai penyakit.

3. Perspektif Kognitif

Selama 1960-an, perspektif baru yang dikenal sebagai psikologi kognitif mulai berlangsung. Bidang psikologi ini berfokus pada proses mental seperti ingatan, pemikiran, pemecahan masalah, bahasa, dan pengambilan keputusan. Dipengaruhi oleh psikolog seperti Jean Piaget dan Albert Bandura, perspektif ini telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Psikolog kognitif sering menggunakan model pemrosesan informasi, membandingkan pikiran manusia dengan komputer, mengkonseptualisasikan bagaimana informasi diperoleh, diproses, disimpan, dan digunakan.

4. Perspektif Biologis

Studi fisiologi memainkan peran utama dalam pengembangan psikologi sebagai ilmu terpisah. Hari ini, perspektif ini dikenal sebagai psikologi biologis. Kadang-kadang disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis, sudut pandang ini menekankan basis perilaku fisik dan biologis.

Para peneliti yang mengambil perspektif biologis tentang psikologi mungkin melihat bagaimana genetika memengaruhi perilaku yang berbeda atau bagaimana kerusakan pada area tertentu dari otak memengaruhi perilaku dan kepribadian. Hal-hal seperti sistem saraf, genetika, otak, sistem kekebalan tubuh, dan sistem endokrin hanyalah beberapa hal yang menarik minat para psikolog biologis.

Perspektif ini telah tumbuh secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, terutama dengan kemajuan dalam kemampuan kita untuk mengeksplorasi dan memahami otak manusia dan sistem saraf. Alat seperti magnetic resonance imaging (MRI) scan dan positron emission tomography (PET) scan memungkinkan peneliti untuk melihat otak di bawah berbagai kondisi. Para ilmuwan sekarang dapat melihat efek kerusakan otak, obat-obatan, dan penyakit dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di masa lalu.

5. Perspektif Lintas Budaya

Psikologi lintas budaya adalah perspektif yang cukup baru yang telah tumbuh secara signifikan selama dua puluh tahun terakhir. Psikolog dan peneliti di sekolah pemikiran ini melihat perilaku manusia di berbagai budaya. Dengan melihat perbedaan-perbedaan ini, kita dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana budaya memengaruhi pemikiran dan perilaku kita.

Sebagai contoh, para peneliti telah melihat bagaimana perilaku sosial berbeda dalam budaya individualistik dan kolektif. Dalam budaya individualistik, seperti AS, orang cenderung menggunakan lebih sedikit upaya ketika mereka adalah bagian dari kelompok, sebuah fenomena yang dikenal sebagai kemalasan sosial. Dalam budaya kolektif seperti Cina, bagaimanapun, orang cenderung bekerja lebih keras ketika mereka adalah bagian dari kelompok.

6. Perspektif Evolusioner

Psikologi evolusioner difokuskan pada studi tentang bagaimana evolusi menjelaskan proses fisiologis. Psikolog dan peneliti mengambil prinsip dasar evolusi, termasuk seleksi alam, dan menerapkannya pada fenomena psikologis. Perspektif ini menunjukkan bahwa proses mental ini ada karena mereka melayani tujuan evolusi — mereka membantu dalam kelangsungan hidup dan reproduksi.

7. Perspektif Humanistik

Selama tahun 1950, sekolah pemikiran yang dikenal sebagai psikologi humanistik muncul. Dipengaruhi besar oleh karya humanis terkemuka seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow, perspektif ini menekankan peran motivasi dalam pemikiran dan perilaku.

Konsep-konsep seperti aktualisasi diri adalah bagian penting dari perspektif ini. Mereka yang mengambil perspektif humanis fokus pada cara-cara bahwa manusia didorong untuk tumbuh, berubah, dan mengembangkan potensi pribadi mereka. Psikologi positif, yang berfokus untuk membantu orang hidup lebih bahagia, hidup lebih sehat, adalah salah satu gerakan yang relatif baru dalam psikologi yang berakar pada perspektif humanis.

Pikiran Akhir

Ada banyak cara berbeda untuk berpikir tentang pikiran dan perilaku manusia. Berbagai perspektif dalam psikologi modern memberikan para peneliti dan siswa alat untuk mendekati masalah dan membantu mereka menemukan cara-cara baru untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia, yang mengarah ke pengembangan pendekatan pengobatan baru untuk perilaku masalah.

Artikel Terkait

Perspektif dalam Psikologi Modern
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email