Teori Tidur

Teori Tidur
Tidur

Tidur telah menjadi bahan spekulasi dan pemikiran sejak zaman para filsuf Yunani awal, tetapi baru belakangan ini para peneliti menemukan cara untuk mempelajari tidur dengan cara yang sistematis dan obyektif. Pengenalan teknologi baru seperti electroencephalograph (EEG) telah memungkinkan para ilmuwan untuk melihat dan mengukur pola listrik dan aktivitas yang dihasilkan oleh otak yang sedang tidur.

Sementara kita sekarang dapat menyelidiki tidur dan fenomena yang terkait, tidak semua peneliti sepakat tentang mengapa kita tidur. Pola tidur cenderung mengikuti jadwal yang cukup dapat diprediksi dan para ahli setuju bahwa tidur memainkan peran penting dalam kesehatan dan kebugaran. Sejumlah teori yang berbeda telah diajukan untuk menjelaskan pentingnya tidur serta fungsi dan tujuan tidur.

Berikut ini adalah tiga teori utama yang muncul.

Teori Perbaikan dan Restorasi Tidur

Menurut teori perbaikan dan pemulihan tidur, tidur sangat penting untuk merevitalisasi dan memulihkan proses fisiologis yang menjaga tubuh dan pikiran sehat dan berfungsi dengan benar. Teori ini menunjukkan bahwa tidur NREM penting untuk memulihkan fungsi fisiologis, sementara tidur REM sangat penting dalam memulihkan fungsi mental.

Dukungan untuk teori ini disediakan oleh penelitian yang menunjukkan periode peningkatan tidur REM setelah periode kurang tidur dan aktivitas fisik yang berat. Selama tidur, tubuh juga meningkatkan laju pembelahan sel dan sintesis protein, lebih lanjut menunjukkan bahwa perbaikan dan pemulihan terjadi selama periode tidur.

Baru-baru ini, para peneliti telah menemukan bukti baru yang mendukung teori perbaikan dan restorasi, menemukan bahwa tidur memungkinkan otak untuk melakukan tugas-tugas "rumah tangga".

Dalam edisi Oktober 2013 jurnal Science, para peneliti mempublikasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa otak menggunakan tidur untuk membuang racun limbah. Sistem pembuangan limbah ini, menurut mereka, adalah salah satu alasan utama mengapa kita tidur.

"Fungsi tidur yang restoratif mungkin merupakan konsekuensi dari penghapusan produk-produk limbah neurotoksik yang berpotensi meningkat yang menumpuk di sistem saraf pusat yang terjaga," para penulis studi itu menjelaskan.

Penelitian sebelumnya telah menemukan sistem gimatik, yang membawa bahan limbah keluar dari otak. Menurut salah satu penulis penelitian, Dr. Maiken Nedergaard, sumber daya otak yang terbatas memaksanya memilih antara dua kondisi fungsional yang berbeda: terjaga dan waspada atau tertidur dan membersihkan. Mereka juga menyarankan bahwa masalah dengan membersihkan limbah otak ini mungkin memainkan peran dalam sejumlah gangguan otak seperti penyakit Alzheimer.

Teori Evolusi Tidur

Teori evolusi, juga dikenal sebagai teori tidur adaptif, menunjukkan bahwa periode aktivitas dan ketidakaktifan berevolusi sebagai sarana menghemat energi. Menurut teori ini, semua spesies telah beradaptasi untuk tidur selama periode waktu ketika terjaga akan menjadi yang paling berbahaya.

Dukungan untuk teori ini berasal dari penelitian komparatif spesies hewan yang berbeda. Hewan yang memiliki beberapa predator alami, seperti beruang dan singa, sering tidur antara 12 hingga 15 jam setiap hari. Di sisi lain, hewan yang memiliki banyak predator alami hanya memiliki waktu tidur yang pendek, biasanya tidur tidak lebih dari 4 atau 5 jam setiap hari.

Teori Konsolidasi Informasi Tidur

Teori konsolidasi informasi tidur didasarkan pada penelitian kognitif dan menunjukkan bahwa orang-orang tidur untuk memproses informasi yang telah diperoleh pada siang hari. Selain memproses informasi dari hari sebelumnya, teori ini juga berpendapat bahwa tidur memungkinkan otak untuk mempersiapkan hari yang akan datang.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tidur membantu menyemen hal-hal yang telah kita pelajari pada siang hari ke dalam memori jangka panjang. Dukungan untuk ide ini berasal dari sejumlah studi kurang tidur yang menunjukkan bahwa kurang tidur berdampak serius pada kemampuan mengingat dan mengingat informasi.

Teori Pembersihan Tidur

Teori utama lain menunjukkan bahwa tidur memungkinkan otak untuk membersihkan dirinya sendiri. Penelitian telah menemukan bahwa otak membersihkan dirinya dari racun dan limbah yang dihasilkan selama siang hari saat tidur. Sel-sel otak menghasilkan produk limbah selama kegiatan normal mereka. Saat kita tidur, aliran cairan melalui otak meningkat. Ini bertindak sebagai sesuatu dari sistem pembuangan limbah, membersihkan otak dari produk limbah ini.

Meskipun ada penelitian dan bukti untuk mendukung masing-masing teori tidur ini, masih belum ada dukungan yang jelas untuk teori apa pun. Ada kemungkinan bahwa masing-masing teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa kita tidur. Tidur mempengaruhi banyak proses fisiologis, jadi sangat mungkin bahwa tidur terjadi karena berbagai alasan dan tujuan. Dalam semua kemungkinan, tidur melayani sejumlah tujuan fisiologis dan psikologis yang berbeda termasuk membersihkan racun otak dan mengkonsolidasikan informasi ke dalam memori.

Artikel Terkait

Teori Tidur
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email