Bahaya Mengejutkan Soda bagi Anak-Anak |
Bagi beberapa orang tua, gagasan bahwa soda dapat menyebabkan perilaku agresif pada anak-anak mungkin terdengar agak terlalu jauh. Lagi pula, dapatkah minuman benar-benar menyebabkan anak Anda menyerang seseorang secara fisik? Nah, penelitian menunjukkan ada hubungan yang jelas antara perilaku agresif dan konsumsi minuman ringan pada anak-anak.
Masalah Kesehatan Terkait Minuman Ringan
Orang Amerika membeli lebih banyak soda per kapita daripada orang di negara lain di dunia. Dan banyak dari orang-orang yang mengonsumsi soda adalah anak-anak yang sangat muda.Selama bertahun-tahun, ada dorongan besar untuk menghilangkan minuman ringan dari mesin penjual sekolah dan untuk mendidik orang tua tentang risiko yang terkait dengan minuman manis. Dokter dan ahli gizi telah menjelaskan bahwa soda memberi anak-anak dengan kalori kosong dan berkontribusi pada obesitas anak-anak.
Dokter gigi menyarankan orang tua untuk tidak membiarkan anak-anak minum soda juga. Minuman manis tidak baik untuk gigi anak-anak dan dapat menyebabkan gigi berlubang.
Kebanyakan minuman ringan juga mengandung kafein. Kafein dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, gelisah, dan masalah tidur. Itu juga dikaitkan dengan beberapa masalah perilaku dan gangguan sistem saraf.
Pada anak-anak, tidak diperlukan banyak kafein untuk menghasilkan efek. American Academy of Pediatric melarang asupan kafein untuk anak-anak dari segala usia.
Masalah Perilaku Terkait dengan Minuman Ringan
Jika masalah kesehatan tidak cukup untuk menghalangi orang tua memberi anak-anak soda, masalah perilaku yang terkait dengan minuman ringan bisa menjadi penghalang.Sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics menemukan bahwa agresi, perilaku penarikan, dan masalah perhatian terkait dengan konsumsi minuman ringan pada anak-anak.
Para peneliti menilai 3.000 anak berusia 5 tahun dari 20 kota AS yang berbeda. Bahkan setelah disesuaikan untuk faktor-faktor seperti depresi ibu, penahanan ayah, dan kekerasan domestik, konsumsi minuman ringan masih terkait dengan perilaku agresif.
Anak-anak yang minum empat atau lebih minuman ringan per hari dua kali lebih mungkin untuk menghancurkan barang-barang milik orang lain, terlibat perkelahian, dan menyerang orang secara fisik.
Potensi Hubungan Antara Minuman Ringan dan Agresi
Tidak jelas mengapa konsumsi soda dikaitkan dengan lebih banyak masalah perilaku. Karena minuman ringan sangat diproses, para peneliti menduga bahan-bahan seperti aspartame atau asam fosfat dapat dikaitkan dengan masalah perilaku.Kafein juga telah dikaitkan dengan beberapa masalah perilaku pada anak-anak, sehingga peneliti menduga kandungan kafein dapat berperan.
Asupan soda yang tinggi juga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Glukosa darah rendah dapat menyebabkan anak-anak mendambakan soda, sementara juga menyebabkan mereka menjadi ditarik atau agresif.
Bahaya Konsumsi Minuman Ringan dan Anak Lebih Tua
Studi juga telah menghubungkan masalah perilaku dan emosional pada remaja untuk konsumsi minuman ringan. Sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam International Journal of Injury Control dan Safety Promotion menghubungkan konsumsi minuman ringan dengan agresi, depresi, dan perilaku bunuh diri pada remaja.Semakin banyak remaja soda minum, semakin besar kemungkinan mereka bertarung fisik. Selain itu, mereka lebih cenderung merasa sedih atau putus asa dan melaporkan pikiran atau perilaku bunuh diri.
Mungkinkah Perilaku Anak Anda Berasal Dari Minuman Ringan?
Jika anak Anda minum soda, agresi mungkin terkait dengan konsumsi minuman ringannya. Menghilangkan soda dari makanan anak Anda dapat meningkatkan perilakunya. Selain memperbaiki perilaku, menghilangkan soda akan memiliki manfaat kesehatan juga.Selain menghilangkan minuman ringan, jangan biarkan anak Anda mengonsumsi minuman energi. American Academy of Pediatrics melarang anak-anak minum minuman berenergi. Banyak dari mereka mengandung stimulan seperti guarana dan taurin, serta sejumlah besar kafein.
Jika anak Anda agresif, menghilangkan minuman ringan bisa menjadi salah satu langkah dalam rencana manajemen perilaku yang komprehensif. Anak Anda mungkin perlu belajar keterampilan baru, seperti kontrol impuls dan resolusi konflik.
Konsekuensi negatif, seperti time-out dan restitusi, dapat mengurangi perilaku agresif. Tapi, konsekuensi dan disiplin harus konsisten.
Sistem penghargaan dan pujian juga bisa menjadi cara yang sehat untuk mempromosikan perilaku pro-sosial. Sistem ekonomi token dapat sangat efektif dalam mengurangi perilaku agresif.
Jika Anda berjuang untuk mengelola agresi anak Anda, atau strategi disiplin Anda tidak berfungsi, bicarakan dengan dokter anak Anda. Dokter anak anak Anda mungkin menilai dia untuk gangguan perilaku atau masalah kesehatan mental dan Anda dapat dirujuk ke profesional yang dapat membantu Anda menemukan strategi disiplin yang paling efektif untuk mengelola perilaku anak Anda.
Bahaya Mengejutkan Soda bagi Anak-Anak
4/
5
Oleh
Alif Akbar