Pandangan Psikologi terhadap Bagaimana Manusia Belajar

Pandangan Psikologi terhadap Bagaimana Manusia Belajar
Pandangan Psikologi terhadap Bagaimana Manusia Belajar

Belajar sering didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif langgeng yang merupakan hasil dari pengalaman. Ketika Anda memikirkan pembelajaran, mungkin akan mudah jatuh ke dalam jebakan hanya dengan mempertimbangkan pendidikan formal yang terjadi selama masa kanak-kanak dan awal masa dewasa, tetapi belajar sebenarnya adalah proses yang berkelanjutan yang terjadi di seluruh kehidupan.

Bagaimana kita beralih dari tidak mengetahui sesuatu untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan keterampilan?

Pembelajaran menjadi fokus utama studi dalam psikologi selama bagian awal abad kedua puluh ketika behaviorisme naik menjadi sekolah pemikiran utama. Hari ini, belajar tetap merupakan konsep penting dalam berbagai bidang psikologi, termasuk psikologi kognitif, pendidikan, sosial, dan perkembangan.

Satu hal penting untuk diingat adalah bahwa belajar dapat melibatkan perilaku yang bermanfaat dan negatif. Belajar adalah bagian kehidupan yang alami dan berkelanjutan yang berlangsung terus-menerus, baik untuk lebih baik dan lebih buruk. Terkadang orang belajar hal-hal yang membantu mereka menjadi lebih berpengetahuan dan menjalani hidup yang lebih baik. Dalam contoh lain, orang dapat mempelajari hal-hal yang merugikan kesehatan dan kesejahteraannya secara keseluruhan.

Bagaimana Proses Pembelajaran Terjadi?

Proses belajar hal-hal baru tidak selalu sama. Belajar dapat terjadi dalam berbagai cara. Untuk menjelaskan bagaimana dan kapan pembelajaran terjadi, sejumlah teori psikologi yang berbeda telah diajukan.

Belajar Melalui Pengkondisian Klasik

Belajar melalui asosiasi adalah salah satu cara paling mendasar yang orang pelajari hal-hal baru. Ahli fisiologi Rusia, Ivan Pavlov menemukan satu metode pembelajaran selama eksperimennya pada sistem pencernaan anjing. Dia mencatat bahwa anjing-anjing akan secara alami mengeluarkan air liur saat melihat makanan, tetapi akhirnya anjing-anjing itu juga mulai mengeluarkan air liur setiap kali mereka melihat jas lab putih percobaan. Percobaan selanjutnya melibatkan memasangkan pemandangan makanan dengan bunyi nada bel. Setelah beberapa pasangan, anjing akhirnya mulai mengeluarkan air liur ke suara bel sendirian.

Jenis pembelajaran ini dikenal sebagai pengkondisian klasik. Itu terjadi melalui pembentukan asosiasi. Stimulus netral yang secara alami dan otomatis memicu respons dipasangkan dengan stimulus netral. Akhirnya, suatu bentuk asosiasi dan stimulus netral sebelumnya dikenal sebagai stimulus terkondisi yang kemudian memicu respons yang terkondisi.

Belajar Melalui Pendingin Operan

Konsekuensi dari tindakan Anda juga dapat berperan dalam menentukan bagaimana dan apa yang Anda pelajari. Behavioris B.F. Skinner mencatat bahwa sementara pengkondisian klasik dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa jenis pembelajaran, itu tidak dapat menjelaskan semuanya. Sebaliknya, ia menyarankan bahwa bala bantuan dan hukuman bertanggung jawab untuk beberapa jenis pembelajaran. Ketika sesuatu segera mengikuti perilaku, itu dapat meningkatkan atau mengurangi kemungkinan bahwa perilaku akan terjadi lagi di masa depan. Proses ini disebut sebagai pengkondisian operan.

Misalnya, bayangkan bahwa Anda baru saja mendapat anak anjing baru, dan Anda ingin mulai melatihnya untuk berperilaku dengan cara tertentu. Kapan pun anak anjing melakukan apa yang Anda inginkan, Anda memberinya hadiah kecil atau tepukan lembut. Ketika anak anjing itu berperilaku buruk, Anda memarahinya dan tidak menawarkan kasih sayang. Pada akhirnya, penguatan ini mengarah pada peningkatan perilaku yang diinginkan dan penurunan perilaku yang tidak diinginkan.

Belajar Melalui Observasi

Sementara pengkondisian klasik dan pengkondisian operan dapat membantu menjelaskan banyak contoh pembelajaran, Anda mungkin dapat segera memikirkan situasi di mana Anda telah belajar sesuatu tanpa terkondisi, diperkuat atau dihukum. Psikolog Albert Bandura mencatat bahwa banyak jenis pembelajaran tidak melibatkan pengkondisian dan pada kenyataannya, bukti bahwa pembelajaran telah terjadi mungkin tidak segera terlihat. Pembelajaran observasional terjadi dengan mengamati tindakan dan konsekuensi dari perilaku orang lain.

Dalam serangkaian eksperimen terkenal, Bandura mampu menunjukkan kekuatan pembelajaran observasional ini. Anak-anak menonton klip video orang dewasa yang berinteraksi dengan boneka Bobo tiup besar. Dalam beberapa kasus, orang dewasa mengabaikan boneka itu, sementara di klip lain orang dewasa akan memukul, menendang dan meneriaki boneka itu.

Ketika anak-anak kemudian diberi kesempatan untuk bermain di dalam ruangan dengan hadiah boneka Bobo, mereka yang telah mengamati orang dewasa yang menyalahgunakan boneka itu lebih cenderung melakukan tindakan yang sama.

Seperti yang Anda lihat, belajar adalah proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Psikolog saat ini tidak hanya mempelajari bagaimana pembelajaran terjadi tetapi juga bagaimana variabel sosial, emosional, budaya, dan biologi dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Artikel Terkait

Pandangan Psikologi terhadap Bagaimana Manusia Belajar
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email